INFO ASURANSI
Senin 11 Mei 2020 | 15:15 WIB
Tips Membuat Bioskop Sendiri di Rumah


Nikmatnya bekerja di rumah adalah ketika jenuh atau sudah mentok untuk mencari ide, kita bisa dengan mudahnya bersantai sejenak. Berselonjor kaki atau sambil rebahan, membaca surat kabar, mengobrol dengan keluarga, menonton TV, mendengar musik, mencuci mobil, bermain olahraga dan aneka kegiatan lain. Dan bila ingin yang seru dan heboh bersama keluarga, adalah menonton film bareng. Sudahkah anda punya bioskop rumah (home theatre)? Jika belum, ayo buat. Mudah sekali membuatnya. Apa saja yang perlu dibeli dan bagaimana menata perangkat perangkatnya?

Sebagai perangkat dasarnya, tentu saja anda perlu TV dan pemutar video. TV ini tentu sudah digital, bukan TV analog (tabung) yang jadul itu. Sebagai alternatif, anda bisa memilih projector lengkap dengan layar (kecuali anda ingin menayangkan gambarnya ke sebuah dinding putih). TV ini sudah dilengkapi aneka input dan output untuk menerima gambar dari sumbernya. Bisa berupa pemutar DVD atau yang lebih modern, Blu-ray. Jika budget anda cukup, bolehlah membeli TV 4K dan juga pemutar Blu-ray 4K.

Beberapa film 4K sudah ada di pasar. Tetapi bila budget terbatas, pakai pemutar DVD saja okelah dengan TV High Definition. Untuk DVD, koneksinya bisa melalui kabel RCA biasa (yang berwarna merah kuning putih) yang ke input AV di TV. Bisa juga melalui kabel HDMI dari source ke HDMI TV. Untuk suara, anda bisa juga memakai kabel Optik, bila di kedua unit ini ada koneksinya. Di jaman kini, sourcenya bisa saja melalui aneka perangkat, mulai dari smartphone, TV kabel, hard disc eksternal yang ke USB TV dan lain lain.

Setelah unit source dan TV, belilah amplifier dan speaker. Speaker disarankan minimal berchannel 5.1. Ini dinamakan channel atau kanal surround (mengeliling, suaranya agar mengisi ruangan dengan penuh). Channel 5.1 artinya, ada 5 speaker dan 1 subwoofer. Kelima speaker ini masing masing dipasang di sisi depan dua buah sebagai speaker depan (front). Satu speaker di tengah, sebagai speaker center yang bertugas menyampaikan suara vocal atau dialog. Dua speaker lain diletakkan di belakang area dengar (sweet spot). Fungsi speaker depan dan belakang ini adalah untuk menyajikan efek suara, dimana suaranya akan mengeliling, sesuai apa yang ada dalam cakram (disc) rekaman, sehingga pendengar seakan akan berada di area seperti yang disajikan pada gambar.

Speaker depan (foto atas) dan subwoofer (bawah)

 

Inilah fungsi suara surround, yakni untuk membuat pengalaman menonton kian terasa. Ditambah lagi subwoofer (angka “.1” di 5.1, berarti subwoofernya satu buah. Bisa saja dua buah atau lebih) yang bertugas khusus menyampaikan bass, agar tampilan suara lebih hidup lagi, dan mendatangkan kengerian tersendiri. Bass yang tampil hebat, ikut membuat anda merinding saat menonton.

Kini, bentuk suara surround dikemas dalam aneka ‘resep’. Misalnya seperti DTS:X, DTS X: Pro, Dolby Auro 3D dan Dolby Atmos. Dengan format ini, jumlah channelnya jauh lebih banyak, yang berarti jumlah speakernya pun kian banyak. Bahkan Dolby Atmos misalnya, bisa mencapai 48 channel! Bisa anda bayangkan, betapa seperti nyatalah jadinya. Kini selain suara ditampilkan di depan, tengah depan dan belakang, - juga ditampilkan dari sisi atas, samping kiri dan kanan juga tengah belakang. Benar benar area kita menonton sudah dikitari oleh speaker speaker. Semakin kuatlah kemampuan system home theatre ini dalam ‘melempar’ kita ke tengah area tonton di rumah kita sendiri. Inilah salah satu kehebatan menonton di dalam rumah.


Speaker belakang yang bisa saja ditempatkan di dinding

 

Amplifier (atau Bahasa lainnya : AVR, prosesor) kini sudah jarang yang main di 5.1 channel. Rata rata sudah diatas 10 channel. Konfigurasi atau penempatan speakernya bisa bervariasi, tetapi umumnya sudah ada panduan standarnya. Speaker ini lalu anda tempatkan sesuai yang kami sebutkan di atas. Lalu anda tarik kabel dari output suara surround amplifier (misalnya di 5.1 channel tadi) ke masing masing speaker. Kini koneksi ini bisa melalui nirkabel (wireless), tentu lebih ringkas karena kita tak disibukkan dengan tarik menarik kabel.

Pemutar disc (atas) dan amplifier

 

Amplifier ini juga menerima suara dari sebuah pemutar disc (atau dari sumber apapun sepanjang memang ada fasilitasnya, seperti dari USB, jalur nirkabel dan lain lain). Suara akan dikuatkan oleh amplifier (sesuai namanya, amplifier atau penguat). Amplifier ini juga akan memecah suara itu menjadi beberapa bagian sesuai data yang ada di piringan, misalnya untuk film yang sudah Dolby Atmos dan ada tayangan helicopter (seperti di film Transformer), maka amplifier akan mengalirkan suara helicopter itu ke speaker atas (height channel) sehingga anda akan melihat selaras, gambar helikopter diatas, suaranya pun di atas.

Mau yang lebih ringkas sistemnya? Pilih saja soundbar. Soundbar tampil berupa satu bar (bilah panjang) speaker yang didalamnya sudah diisi dengan banyak driver speaker. Driver driver ini disusun sedemikian rupa sehingga suara dari pemutar disc yang mengalir kepadanya – bisa mereka sebarkan – mengisi ruangan, sama seperti bila memakai speaker surround 5.1 channel diatas. Speaker bar ini dilengkapi dengan satu subwoofer kecil untuk mendukung tampilan suara bass. Tentu saja, dibandingkan speaker 5.1 channel, rata rata efek suaranya kalah hebat. Maklum saja, dia mengandalkan driver driver kecil pada satu area yang berdekatan. Soundbar ini akan lebih maksimal bila ditempatkan dekat dinding, karena suara lebih cepat ke telinga kita karena lebih cepat terpantulkan. Jangan lupa, di home theatre, prinsipnya adalah memantulkan dan menyerap suara selain ada suara yang langsung ke telinga kita. Maka keakustikan ruang turut mempengaruhi kesan dengar suara.

Soundbar, berisi satu bar panjang berisi banyak driver. Soundbar ini dilengkapi sebuah subwoofer agar suaranya punya dinamika.

 

Ada satu elemen penting lagi walau mungkin anda tak perlu membelinya, yakni ruangan. Jika anda tak ingin pusing membangun ruang khusus, ya gunakan saja ruang keluarga. Tetapi bila ingin yang khusus, anda bisa membuat atau memakai salah satu ruang di rumah, lalu mendandani ruangan ini dengan dekorasi (penataan interiornya).

Setelah perangkat semua terkoneksi dengan benar (jangan keliru menghubungkan channel speaker yang ke amplifier, sesuai lokasi speaker itu), terakhir anda perlu melakukan semacam kalibrasi speaker. Ini bila memang ada fasilitasnya di amplifier anda. Dengan kalibrasi, ampli ini akan menyesuaikan speaker dengan kondisi keakustikan ruang, sehingga dia akan mengatur dirinya untuk nantinya tampil lebih maksimal di suaranya.

Terakhir, tentu saja anda perlu membeli judul judul filmnya. Pilihlah yang bisa ditonton semua anggota keluarga. Tidak mengandung kekerasan atau pornografi atau ajaran yang tidak baik. Ini karena akan ditonton keluarga.

Inilah kenikmatan yang bisa anda nikmati di rumah bersama keluarga. Rumah bisa menjadi tempat ternyaman dan teraman, dan yang membuat hati anda damai. Rumah juga bisa menjadi tempat indah untuk mencari ide, bekerja di dalamnya. Maka, rumah anda harus anda lindungi dari aneka risiko, seperti bencana alam banjir, kebakaran, dan lain lain.

Lindungi rumah anda dari aneka risiko ini dengan memiliki asuransi ASRI (Asuransi Rumah Idaman) dari ACA. Apa saja risiko yang bisa dilindunginya, bisa anda cari tahu di www.aca.co.id. Risiko bisa terjadi kapan saja dan tanpa kita sadari, termasuk rumah yang selama ini menjadi istana anda. Segera hubungi call center ACA di 021 31999100 untuk info lebih lanjut.

Home is where the heart is, demikan kata pepatah. Mari lindungi rumah anda yang sudah nyaman ini dengan ASRI.

(Gt)