BERITA
Senin 09 Maret 2020 | 15:35 WIB
Menghapus Stigma Negatif Asuransi


Asuransi itu merupakan produk yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Namun, mengapa di Indonesia, tetap saja peminat asuransi ini masih terbilang kecil? Padahal, penduduk Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Mengapa minat masyarakat Indonesia untuk berasuransi masih minim, jika dilihat dari masih rendahnya angka penetrasi dan densitas produk ini? Ternyata ada beberapa penyebabnya.

Penyebab tertingginya menurut kami adalah masih rendahnya kesadaran akan ‘risiko’ dalam hidup mereka. Mereka bahkan phobia mendengar kata kecelakaan atau meninggal dunia. Padahal orang hidup pasti ada risiko, khususnya karena bepergian dan bertemu dengan orang lain, menggunakan kendaraan, berhadapan dengan kondisi alam, dan lain lain. Seringkali terjadi, setelah mengalami risiko, mereka baru menyesal – mengapa dahulu tidak ikut asuransi.

Inilah pentingnya asuransi, misalnya kendaraan. Karena kondisi dan keadaan kendaraan tidak bisa ditebak, serta risiko kecelakaan tidak pernah terduga datangnya. Kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Karena itu, membeli polis asuransi kendaraan adalah salah satu cara untuk mengantisipasi risiko, yakni dengan mengalihkannya kepada perusahaan asuransi.

Faktor lain dan cukup besar jumlahnya, adalah anggapan miring akan asuransi itu sendiri. Entah misalnya bila tidak melakukan klaim, uang premi akan hilang, bila melakukan klaim dipersulit, prosedur keikutsertaan yang rumit, seperti harus cek kesehatan, karena merasa sehat sehat saja, apalagi merasa masih muda dimana dirasakan tubuhnya sehat sehat saja sehingga ikut asuransi hanya buang uang saja, dan lain lain.

Yang juga tak sedikit adalah karena adanya anggapan bahwa masuk asuransi itu memang mudah, tetapi ribet dan sulit ketika mengajukan klaim. Hal itu tergambar dari tingginya angka pengaduan konsumen terhadap layanan tersebut. Menurut data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di tahun 2016, dimana pengaduan konsumen terhadap layanan asuransi menduduki peringkat ketujuh. Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 53 persen karena klaim konsumen ditolak oleh perusahaan asuransi.

Faktor ekonomi juga berperan, dimana orang ada yang sudah mengangarkan pendapatannya untuk hal hal lain yang dirasakannya lebih penting dahulu, dan baru ingin ikut asuransi jika pendapatan lebih baik sehingga bisa membayar premi.

Ada yang kecewa karena klaimnya ditolak sehingga saking kecewanya dia tak perpanjang polisnya. Bahkan bercerita kepada teman temannya untuk tidak masuk asuransi. Inilah yang kemudian bisa saja melahirkan keengganan untuk ikut asuransi dari yang mendengar ceritnya. Ditolak, umumnya karena spesifikasinya tidak layak untuk layak mendapat pengganti/perbaikan. Ada juga karena asuransinya belum benar benar terpercaya bahkan berkedok penipuan.

Mereka ini awalnya mudah tergiur dengan iming-iming premi murah dan dana cair yang besar, maka bukan tidak mungkin Anda bisa terkena modus penipuan berkedok asuransi. Jadi, berhati-hatilah memilih asuransi.

Itu baru beberapa penyebab tentu. Dan untuk itu, dua pihak, masing masing pihak asuransi perlu melakukan sejumlah perbaikan yang bisa didapat, juga nasabah yang peduli akan asuransi, diantaranya dengan beberapa cara berikut ini:

  • Asuransi memberi pemahaman kepada masyarakat akan kemungkian, baik besar dan kecil akan risiko. Jangan sampai menyesal kemudian. Lebih baik menyediakan ‘payung’ untuk segala risiko itu
  • Staf pemasar perlu mengingatkan untuk membaca (kembali) dan mengerti betul isi polis. Ini mencegah adanya salah pengertian dari apa yang dialami dengan yang tertulis di kesepakatan
  • Usaha asuransi untuk mempermudah pelayanan, diantaranya dengan memakai konsep transformasi digital, sehingga nasabah bisa mengakses dari ponsel, laptopnya, tanpa perlu ke kantor asuransi
  • Untuk calon nasabah, sebelum memutuskan menghubungi asuransi tertentu, bandingkan dahulu antar asuransi, pilih asuransi yang sudah berusia panjang, memiliki asset tinggi dalam kemampuan membayar, dan punya proses pengajuan yang mudah dan singkat. Karena itu, untuk mendapatkan hasil terbaik cara mudahnya memang dengan membandingkan produk asuransi kendaraan secara online. Salah satunya, anda bisa klik CekAja.com, Lalu hubungi dahulu asuransi yang kira kira paling berkenan di hati anda. Siapkan apa saja pertanyaannya dan hubungi customer servicenya
  • Untuk nasabah dalam klaim, perlu bersasbar, setelah melengkapi syarat administrasi klaim. Dan cobalah fahami kembali akan produk asuransi dan risiko yang ditanggung asuransi

Semua hal diatas anda bisa temukan ini di Asuransi Central Asia (ACA) yang memiliki banyak produk asuransi, dimana anda bisa melihatnya di www.aca.co.id. ACA sudah puluhan tahun berkiprah dalam dunia asuransi Indonesia. Salah satu yang hebat dari ACA adalah adanya sistem dan cara yang singkat dalam klaim. Ini mengingat ada saja nasabah yang tak sabar dalam urutan antrian. Juga tak mengerti prosesnya. Disini di saat klaim, saat nasabah selesai mengisi lengkap semua berkas dan melakukan submit, staff asuransi ACA akan segera menghubungi Anda untuk melakukan konfirmasi dan verifikasi atas data tersebut.

Pasalnya, ada beberapa jenis jaminan yang ditanggung dari setiap produk asuransi. Saat klaim, pengisian bisa secara online di portal resmi ACA. Misalnya untuk asuransi mobil, bisa di www.aca.co.id/klaim.aspx. Nantinya staf aca akan memprosesnya dan akan menghubungi serta survey ke tempat anda. Tujuannya selain untuk mengetahui kejelasan kejadian dan memverifikasi atau mendokumentasikan/foto jenis kerusakan kendaraan Anda. Setelah semua tahapan telah selesai dilakukan, baru dapat diketahui apakah klaim Anda terpenuhi, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pencairan klaimnya dimana anda juga perlu menandatangani LKKB. Jika lolos, barulah anda melengkapi beberapa berkas, seperti STNK dan BPKB, polis asuransi asli, fotokopi SIM, dan lain lain. Untuk lebih jelasnya, silahkan menghubungi call center ACA di 021 31999100

Mari berasuransi demi mengantisipasi risiko, bersama Asuransi ACA

(Gt)

 

 





Berita sebelumnya

Mengusir Virus

Berita selanjutnya

Para Jagoan Penerobos Banjir