BERITA
Selasa 04 Agustus 2020 | 14:15 WIB
Meneropong Asuransi di Masa Depan


Cukup menarik paparan yang dikemukakan oleh Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non Bank, OJK -Risiwandi dalam ungkapannya di media Kontan online (Kontan.co.id) tentang bagaimana gambaran dunia asuransi di masa depan. Asuransi akan sangat memanfaatkan big data dan teknologi.

Riswandi mengatakan, tren asuransi mendatang adalah membina bisnis dan memberikan perlindungan kepada nasabah. Sempat juga dikemukakannya tentang bagaimana OJK merespon tren asuransi yang melakukan penjualan produk melalui broder, aggregator dan insurtech. Tak kalah menarik adalah perkiraan bahwa di 25 tahun mendatang, akan terjadi pergeseran bisnis asuransi, dimana yang tadinya mendeteksi dan memperbaiki – akan digantikan oleh memprediksi dan mencegah. Jadi tidak hanya memikirkan cara membayar klaim, tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk proses klaim dan menurunkan klaim.

Sebuah media review asing, berjudul Top 5 Trends in The Insurance Industry dari WNS Global Service (WNS.com), yang kami baca sebelumnya. Disitu dijelaskan bahwa asuransi akan menjadi sangat mengandalkan data dari kecerdasan buatan atau biasa disebut dengan istilah artificial intelligence (AI) serta Internet of Things (IoT).

WNS menyebutkan adanya lima tren dalam dunia asuransi di masa depan. Tren pertama, disebutnya dengan istilah New Models, yakni berupa personalized product. Tren kedua, aplikasi AI & Automation untuk dapat terpenuhinya klaim yang bisa dilakukan dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ketiga adalah apa yang disebutnya dengan istilah advanced analytics & Proactiveness. Keempat, seperti yang disebut oleh Risiwandi, yakni tentang InsurTech partnership. Hal kelima adalah mainstreaming Blockchain.

Dijelaskan oleh WNS, tentang bagaimana sangat berperannya dunia (kanal) digital dalam asuransi, bahkan di masa depan kian tinggi kebutuhannya. Urgensi dunia digital bisa menumbuhkan generasi baru dalam dunia konsumer asuransi, juga pengelolaan data, automation dan teknologi AI (Artificial Intelligence).

Mari kita lihat bagaimana top trend ala WNS yang bisa memberi gambaran tentan industri asuransi dan bagaimana teknologi digital bisa mendrive perubahannya – walau ini masih sebatas menurut pendapat WNS.

Tren pertama, WNS menandai bahwa dengan bertumbuhnya ekonomi digital yang membuat produk lifestyle insurance menjadi ‘all in one’, orang akan lebih suka perlindungan asuransi personal. Menurutnya, kini 80 persen premi yang dikumpulkan oleh penjamin, tersita untuk biaya distribusi. Di poin ini, WNS melihat kedepannya tentang pilihan coverage (perlindungan) yang fleksibel, asuransi mikro dan asuransi yag ‘peer to peer’ akan menjadi pilihan yang terlihat jelas dalam jangka waktu yang panjang. Badan reasuransi akan menyediakan risiko modal secara langsung ke brand digital.

Tren kedua, ada dikenal istilah Robotic Process Automation atau RPAI yang bisa saja akan dianggap sebagai center stage-nya dunia asuransi yang akan dikemudikan oleh channel data yang baru. Kemampuan pemrosesan data yang lebih baik dan kemajuan dalam algoritma AI. Kemampuan ini akan meminimalkan terjadinya penipuan, dan dapat mengarah kepada efektifnya waktu, usaha dan biaya.

Apa yang dilihat WNS di poin ini adalah bagaimana secara akurat mengambil kebijakan yang nantinya berguna dalam menyikapi kemungkinan risiko. Hal lain adalah bagaimana mendapatkan profitabilitas yang tinggi. AI dan automation akan memberi pengaruh tersendiri kedepan dalam meningkatkan solusi bisnis, optimalisasi biaya, melakukan efisiensi operasional, kuat dalam kompetisi di pasar dan mencoba membuat sebuah model bisnis yang lebih baru.

Tren ketiga, ini tak lebih berupa analisa yang lebih maju dan proaktif, memakai aneka sumber data seperti IoT. Selain itu juga memakai aplikasi InsurTech yang mobile dan wearable untuk memungkinkan terciptanya hal tersebut, didukung dengan perangkat yang bisa saling terkoneksi dan akan terus tumbuh hingga di lima tahun kedepan.

Disini WNS menyinggung adanya teknologi drone dan digital imaging yang memungkinkan penjamin (asuaransi) bisa mendapatkan gambar atau image dengan resolusi (definisi) tinggi, untuk keperluan analisasi dan estimasi yang paling akurat, misalnya dalam hal produk asuransi perumahan. Pemanfaatan drone sangat berperan, misalnya ketika terjadi musibah angin topan yang menimpa banyak rumah, dimana ada rumah yang terlindungi asuransi produk perumahan. Maka untuk bisa lebih mudah untuk mengakses lalu melihat dampak risiko bencana ini, bisa menggunakan drone.

Keempat, pentingnya kerjasama erat atau partnership di asuransi. Perusahaan asuransi telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di banyak bidang yang menjadi tanggunggannya. Pertumbuhan ini akan menstimulasi para asuransi (insurer) tradisional untuk perlahan beralih ke cara lama dan masuk ke cara baru, menikmati segenap keindahan dan kemudahan dari teknologi baru, juga menjadi pedoman bagaimana untuk menerapkan kemampuan tekologi dan juga untuk bisa berpatner dengan sebuah perusahaan asuransi.

Tren kelima adalah mainstreaming block chain. WNS mengemukakan tentang rupa usaha untuk mendapatkan jumlah customer setinggi mungkin, dimana diharapkan dapat diproses secara realtime oleh beberapa fungsi asuransi berbeda, untuk transfer data yang lebih aman dan lebih mudah. Teknologi Blockchain ini mampu menyediakan transfer data yang lebih aman.Teknologi ini menawarkan biaya operasi yang lebih murah, diantaranya dengan adanya benefit tambahan seperti apa yang disebutnya Decentralized Autonomous Organizations (DAO) dan kontrak pintar (smart contract) yang ditawarkan dalam management kantor.

Itulah lima tren yang disebut WNS akan menjadi tren masa depan dunia asuransi. Tren diatas mengindikasikan bahwa perusahaan asuransi pun bisa menjadi sebuah industri dengan pasar sangat besar yang dapat mencetak keuntungan bahkan di ratusan miliar Dollar. Kuncinya adalah mengerti tentang ‘bagaimana dan kapan’ untuk mulai bergerak, mendekati dirinya terhadap tren tren yang ada ini, juga dengan teknologi baru yang ada.

Teknologi internet tentu perlu menjadi pemandangan tersendiri, dimana kelas menengah dan bawah pun sudah tersentuh dengan internet, yang memungkinkan mereka ikut asuransi pun kian banyak, termasuk membeli polis melalui online. Asuransi online bisa saja akan menjadi masa depan dari industri asuransi. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain penetrasi internet di negara ini sudah mencapai 132,7 juta orang, dan pada 2020 ini mungkin sudah mencapai 150 jutaan.

Inilah poin poin yang dianggap oleh Asuransi ACA sebagai wajah asuransi masa depan. ACA melihat perlunya mengikuti teknologi, Menyusun konsep dan mengaplikasikannya demi mendapatkan aneka benefit yang bisa dirasakan oleh kliennya, pemegang polis Asuransi ACA. Tidak saja menambah jumlah klien pemegang polis, Asuransi ACA pun berusaha meningkatkan terus pelayanan kepada nasabah Asuransi ACA dalam aneka produknya (klik www.aca.co.id/home).

Lindungi diri anda dengan asuransi masa depan, segera hubungi call center ACA di 021 31999100

(gt)