BERITA
Rabu 13 Juli 2022 | 08:45 WIB
Konsisten Tumbuh dengan Kualitas Sangat Baik


ASURANSI Central Asia (ACA) membukukan kinerja positif di 2021. Salah satu cerminannya, perusahaan yang dipimpin Juliati Boddhiya sebagai direktur utama ini mampu menggenjot pertumbuhan premi bruto hingga 7,59% menjadi Rp2,55 triliun dari Rp2,37 triliun di 2020. Kinerja premi bruto ACA di 2021 ini jauh lebih baik daripada industri asuransi umum. Tahun lalu pertumbuhan premi bruto industri asuransi umum mengalami kontraksi 0,67%.

 

Dibandingkan dengan 2019-2020, kinerja premi bruto ACA juga jauh lebih baik. Di 2020, tahun pertama pandemi COVID-19 melanda Indonesia, pertumbuhan premi bruto ACA negatif 8,57% dari Rp2,59 triliun di 2019 menjadi Rp2,37 triliun. Itu artinya, dalam kurun waktu setahun ACA mampu mengembalikan bisnisnya ke track yang seharusnya.

 

Meningkatnya pendapatan premi menjadi salah satu penopang mengembangnya jumlah investasi perusahaan asuransi yang didirikan pada 1956 ini. Di 2021 jumlah investasi ACA tumbuh 14,62% dari 2020 atau menjadi Rp7,12 triliun. Jumlah investasi itu mendatangkan hasil investasi Rp221,47 miliar.

 

Menutup 2021, ACA mencatatkan aset Rp12,33 triliun. Secara tahunan, nilai aset itu tumbuh 14,95%. Sedangkan, laba sebelum pajaknya tercatat Rp340,02 miliar.

 

Tak hanya kinerja dari sisi pertumbuhan yang cemerlang, dari sisi rasio-rasio penting, capaian ACA juga sangat baik. Misalnya, rasio permodalan atau risk based capital (RBC) yang jauh di atas threshold regulator, yakni 120%. Tahun lalu RBC ACA tercatat 343,39%, naik dari 2020 yang sebesar 319,76%. Dengan RBC sebesar itu, ACA memiliki kemampuan yang kuat untuk menahan berbagai risiko yang mungkin muncul, termasuk jika seluruh nasabah ACA mengajukan klaim secara bersamaan dalam satu waktu yang sama.

 

Rasio penting lainnya adalah rasio likuiditas. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan asuransi dalam menjalankan operasionalnya sehari-hari tanpa harus mencairkan investasi. Menurut Biro Riset Infobank (birI), standar terbaik rasio likuiditas ini adalah 120%. Sementara, rasio likuiditas ACA di 2021 adalah 168,98%. Artinya, likuiditas ACA sangatlah baik dan likuid untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

 

Dengan rapor keuangan 2021 yang menawan, dalam “Rating 110 Asuransi Versi Infobank 2022”, ACA berhak mendapat predikat “sangat bagus”. Pada rating asuransi 2021, perusahaan asuransi umum ini pun meraih predikat yang sama.

 

Bisnis ACA sendiri tersebar di sejumlah portofolio berdasarkan produk. Menurut Syarifuddin, Direktur Teknik ACA, di 2021 asuransi properti mendominasi dengan kontribusi 40%. Kemudian, diikuti asuransi kendaraan dan asuransi kesehatan dengan kontribusi masing-masing 25% dan 10%.

Sementara, sisanya ada di beberapa produk lainnya, seperti asuransi marine, asuransi proyek, dan asuransi lain-lain.

Untuk 2022, ACA menargetkan bisnisnya tumbuh lebih tinggi ketimbang 2021. “Kami tetap optimistis pertumbuhan 10% akan coba kami achieve. Kira- kira (premi) Rp3,4 triliun di 2022 dan RBC masih di kisaran 350%,” kata Syarifuddin kepada Bagus Kasanjanu dari Infobank, Mei lalu. (Ari Nugroho/Infobank)