BERITA
Selasa 14 Juli 2020 | 16:15 WIB
DBD atau Tipus?


Perhatian orang kini masih banyak terkonsentrasi akan Covid 19. Ini memang lumrah karena besarnya risiko yang diakibatkan, termasuk kematian oleh virus ini dan penyebarannya serta efeknya yang tidak langsung terlihat. Tetapi, sebelum adanya virus ini, sudah ada virus lain seperti demam berdarah dengue (DBD) yang juga membawa masalah bagi masyarakat. Juga ada penyakit tipus. Inilah salah dua penyakit yang perlu kita perhatikan risikonya, dikala kita tengah peduli akan penyerbaran virus Covid 19.

Demam berdarah dan tipus juga berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian. Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang bisa berakibat fatal dan kritis, khususnya jika bila penanganannya sudah terlambat. Awalnya mereka bisa mengalami gejala seperti demam tinggi disertai pegal pegal dan rasa sakit kepala.

Beda dan Sama

Mengapa kami memilih tipus dan demam berdarah? Karena keduanya punya ciri atau gejala yang mirip, dan kadang membuat kita bertanya, jika suhu tubuh memanas, apakah ada kemungkinan ini penyakit DBD atau tipus. Kedua penyakit ini punya kemiripan ciri. Keduanya seringkali menyerang orang yang tinggal di kawasan tropis. Gejala bisa sampai menggigil karena panas tinggi. Orang yang terkena kedua penyakit ini, trombositnya sama sama turun. Selain trombosit, sel darah putih pun akan turun. Pada DBD, dia bisa mengakibatkan penurunan trombosit yang jauh lebih signifikan dibandingkan infeksi virus lainnya. Biasanya pada hari ke 3, 4 atau 5, trombosit pada DBD akan menurun dengan cukup tajam.

Apa beda keduanya yang bisa kita bisa kenali dengan mudah? Ada beberapa seperti dibawah ini:

  • Bila DB disebabkan virus, tipus disebabkan bakteri.
  • Panasnya DB lebih tinggi (disertai dengan menggigil umumnya) ketimbang tipus. Dahulu saat belum ada obatnya, demam tipus bisa tinggi sampai 40 derajat.
  • Jika DBD, demamnya akan naik mendadak. Sedangkan pada tipus, naiknya perlahan. Misalnya di hari pertama panas 38 derajat celcius, di hari kedua mungkin akan di 38.5 derajat celcius, lalu 41 dan seterusnya, dimana penderita sudah merasakan ada yang tidak enak di badannya. Sedangkan pada DBD, bisa saja saat pagi hari orang tersebut masih bisa bercengkrama, berolahraga, tetapi di sore hari panasnya mendadak sangat tinggi
  • Kalau demam berdarah, penyakit penyertanya bisa berupa nyeri sendi, pusing, dan sakit di area lain pada wajah. Sedangkan pada tipus, gejala penyertanya bisa di bagian seperti perut, misalnya mual, jadi tidak nafsu makan, lalu muntah, lidah pahit, dll.


DBD dan Tipus sama-sama memperlihatkan gejala badan menggigil

Ada yang perlu kita bedakan, yakni fase krisis dan kondisi krisis. Fase krisis itu adalah tahap dimana trombosit itu sedang mengalami penurunan, dimana komplikasi demam berdarah seperti pendarahan spontan, syok atau penurunan tekanan darah biasanya terjadi. Sedangkan kondisi krisis itu adalah kondisi klinis dari pasien dimana kondisi pasien antar pasien bisa memperlihatkan ciri berbeda seperti pendarahan, dimana pasien harus dirawat di rumah sakit.

Sebelum terkena

Musim panas akan segera datang, maka berhati-hatilah terhadap penyakit demam berdarah, khususnya karena nyamuk demam berdarah akan kian merajalela. Lakukan pencegahan demam berdarah seperti yang sudah sering disarankan oleh pemerintah, rumah sakit, dokter dan lain lain. Bila ada kecurigaan atau gejala seseorang terkena penyakit demam berdarah, maka perlulah dia dimonitor dengan cepat. Gejala demam berdarah itu bisa saja sangat luas spektrumnya. Ada yang ringan sampai yang berat. Gejalanya bisa mirip orang batuk pilek hingga kepada kondisi yang berat. Yang ringan, bisa anda jalani rawat jalan, sambil memonitor jumlah trombositnya perhari atau dua hari. Tetapi yang sudah berat, harus segera dibawa keruma sakit. Dan jika trombositnya ternyata berada di bawah 100.000, orang tersebut harus menjalani rawat inap.

Kondisi di atas bisa saja terjadi pada diri kita atau keluarga atau teman kita. Karena tidak hanya virus Covid yang kemungkinan besar ada di sekitar kita, tetapi juga nyamuk, kuman, virus dan bakteri lain dari aneka sumber, dengan pola penyebaran yang bervariasi. Mau tak mau, anda harus siap dan menyiapkan diri dengan sebaik baiknya untuk mencegah dan meminimalisir risiko. Menyiapkan diri, dengan menyediakan perlindungan kalaupun memang ternyata, mau tak mau, anda harus dirawat di rumah sakit. Siapkan asuransi yang bisa anda andalkan untuk membantu biaya pengobatan rumah sakit.

ACA Asuransi punya produk perlindungan bernama Asuransi Mikro Demam Berdarah. Anda hanya perlu membayar 10.000 rupiah per 3 bulan atau 50.000 per tahun. Dengan premi rendah ini, anda bisa mendapatkan sejumlah benefit. Apa saja benefit itu, bisa anda klik https://www.aca.co.id/Product/Asuransi-Demam-Berdarah.

Sekali lagi, adanya covid tentu tidak jadi alasan bagi kita jadi tak perduli akan risiko penyakit lainnya. Jika anda terkena, lebih baik cari pertolongan ke instansi Kesehatan daripada mengobati sendiri. Minimal ke puskesmas untuk dilihat apakah ini gejala demam berdarah atau bukan. Sebelum itu terjadi, jauh jauh hari lebih baik anda lindungi diri anda dengan Asuransi ACA. Hubungi saja call center ACA di 021 31999100

(Gt)