BERITA
Senin 29 Juni 2020 | 16:00 WIB
Asuransi Bertahan di Era Pandemi


Hastanto Sri Margi Widodo, Ketua AAUI (Asosiasi Asuransi Umum Indonesa)dalam sebuah wawancara dengan Media Asuransi, ditanyakan pendapatnya tentang bagaimana asuransi secara umum sanggup bertahan di era pandemi seperti sekarang ini. Dua poin sempat dia lontarkan yakni tentang persiapan dan cadangan yang harus kuat. Persiapan, menyangkut apa saja langkah yang dibutuhkan untuk masuk dalam era New Normal. Kedua, tentang cadangan, termasuk cadangan premi yang dimiliki dan perlu dijaga. Tahukah anda rahasianya, mengapa asuransi ACA bisa bertahan di era pandemik ini?

Di poin persiapan, Widodo sempat menyinggung istilah vicious style, dimana sebaiknya perusahaan asuransi tidak terjebak didalamnya yang dapat memperburuk kondisi asuransi tersebut, khususnya di era pandemik ini, karena sebelum pandemik pun, vicious style sudah terjadi menurutnya.

Cadangan memang bukan untuk usaha asuransi saja, karena tidak sedikit aneka ragam usaha, mengalami kesulitan bahkan menutup usahanya karena cadangan finansial habis. Di asuransi, seperti dikatakan Widodo, asuransi itu adalah bisnis kehati hatian secara finansial. Jadi secara konsepnya harus punya cadangan. Cadangan ini harus dijaga, karena inilah yang dapat menyelamatkan asuransi.

Asuransi memang tak luput dari pengaruh Covid 19. Gara gara virus ini, industri asuransi mengalami perlambatan, baik di angka total pendapatan yang meliputi total pendapatan premi, hasil investasi maupun klaim asuransi. ACA Asuransi tetap berkomitmen memberikan perlindungan di banyak segi kehidupan nasabahnya, sesuai produk yang mereka ikuti. ACA bersyukur ternyata kesadaran untuk berasuransi masih tinggi. Adanya pandemi ternyata ikut menyadarkan masyarakat untuk memiliki pola hidup sehat dan memproteksi diri terhadap berbagai risiko. Di sisi lain, tentunya total jumlah tertanggung dan total uang pertanggungan pun kian tinggi, walau di sisi lain total klaim dan manfaat yang telah dibayarkan pun terbilang tinggi

Asuransi idealnya memang menjadi salah satu bisnis yang sanggup bertahan bahkan di era seperti seperti ini. Kondisi seperti ini mirip 1998 dahulu termasuk di Indonesia yang terkena efek krisis ekonomi. Banyak usaha dan industri terpuruk saat itu dan yang dikatakan satu satunya yang terkuat adalah asuransi. Seperti ACA asuransi yang tetap konsisten melayani nasabah. Inilah kunci sukses ACA.

ACA melihat bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar bisa tetap bertahan bahkan di era pandemik seperti belakangan ini. Apa sajakah?

  1. Tetap berkomitmen untuk fokus membantu masyarakat, khususnya yang terkena risiko dalam beberapa hal(sesuai jenis produk yang ada dan diikuti)
  2. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya berasuransi dan memilih perlindungan yang lebih tepat
  3. Menjaga pola usaha dengan mengedepankan kesehatan. Tidak saja di pola kerja di kantor, juga terkait yang terkait hubungan/kontak langsung asuransi dengan nasabah. Misalnya penjualan polis, pemasar tidak bertatap muka dengan nasabahnya, melainkan dengan tanda tangan elektronik di polis
  4. Semangat dan disiplin jajaran dalam perusahaan asuransi. Kami sempat mensitir pendapat dari HSM Widodo yang mencontohkan bagaimana di perusahaan asuransi perlu juga melakukan WFH (work from home), tetapi dengan aturan ketat. Misalnya, semua karyawan harus stand by dengan handphonenya.
  5. Menjalin Kerjasama antar Lembaga dan badan usaha asuransi. Misalnya Kerjasama industri asuransi dengan dengan badan seperti AAUI ini. Juga dengan badan lain, misalnya AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) dan lain lain.
  6. Karena merupakan salah satu bentuk lembaga bisnis, maka keuntungan tetap perlu dijaga, demi mempertahankan cash flow dan akhirnya akan tetap kuat seperti saat membayar klaim nasabah, khususnya yang bernilai sangat tinggi.

Tentang poin 6 ini, ada beberapa langkah yang umum dilakukan oleh sebuah perusahaan asuransi, dan anda sebagai nasabah penting untuk mengetahuinya. Beberapa langkahnya adalah seperti :

  • Melaksanakan re-asuransi, sehinggga risiko akan ditanggung bersama antara perusahaan itu dengan perusahaan asuransi lain yang menjadi partnernya. Maka kemampuan bayar asuransi ini pun akan tetap tinggi
  • Mendapatkan perolehan dari sumber lain. Misalnya dari bank, dari masyarakat (premi) atau dari usaha lain yang dijalankan. Sumber sumber ini bisa turut mendukung perusahaan asuransi untuk tetap bisa bertahan

Anda yang sudah memiliki polis produk ACA, mungkin pernah bertanya, bagaimana ACA membayar klaim yang anda ajukan, termasuk untuk nilai klaim yang besar? Bagaimana kemampuan bayarnya?

Dengan kemampuan yang didapat dari pengalaman selama puluhan tahun, ACA siap menanggung apapun risiko dan berapapun jumlah nilai klaimnya, sepanjang sesuai dengan kontrak perjanjian yang juga tertulis di buku polis. Maka sekali lagi, pelajarilah Kembali buku polis anda. Kami pernah menurunkan artikel tentang bonafiditas Asuransi ACA dalam artikel di halaman ini juga (klik : www.aca.co.id/Berita-Detail/Menilai-Kemampuan-Bayar-ACA-Asuransi).

Maka, anda yang belum ikut menjadi ‘warga’pemilik asuransi ACA, mengapa tidak mendaftarkan diri untuk ikut. Ada banyak produk ACA, seperti yang bisa anda lihat di www.aca.co.id, siap memproteksi anda. Di era seperti sekarang ini, anda tidak lagi ‘sebaiknya’, melainkah harus ‘dipayungi’ terhadap aneka risiko yang bisa terjadi saat melakukan apa saja, yang memang ingin atau harus anda lakukan. Saat sebelum menandatangani polis, baca dahulu dengan cermat apa saja point di dalamnya, termasuk point tentang pengajuan klaim. Apa saja persyaratannya.

Tahun pandemi sebaiknya disikapi lebih bijak, dengan menjadikan tahun ini sebagai tahun kesadaran berasuransi. Silahkan hubungi call center ACA di 021 31999100 untuk mengetahui apa yang ACA bisa perbuat demi membantu hidup anda lebih mudah di era New Normal ini.

(Gt)