BERITA
Kamis 02 April 2020 | 07:00 WIB
Apa Sehat Berjemur jam 10 Pagi?


Salah satu kegiatan positif dari stay at home belakangan ini adalah berjemur di sinar matahari pagi. Dan waktu yang dipercaya paling baik adalah jam 10 pagi. Alasannya, karena bila berjemur setiap hari di waktu ini, bisa melindungi diri dari serangan virus corona Covid 19. Apakah benar demikian? Ini karena pernah ada sebuah hasil penelitian yang mengungkapkan alasan bahwa waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari adalah siang hari. Sebab, pada waktu tersebut risiko kanker kulit jenis cutaneous malignant melanoma (CMM) tergolong paling rendah. Jadi, apa tetap jam 10 saja?
 

Mengapa perlu memakai matahari untuk kesehatan kita? Memang, orang tua kita dahulu sering mengajarkan bahwa berjemur sinar matahari jam 10 pagi itu bagus karena bisa meningkatkan daya ketahanan tubuh. Jawaban ilmiahnya, kita perlu ‘mandi’ sinar matahari karena tubuh kita tak bisa memproduksi vitamin D sendiri. Efek vitamin D itu sendiri bisa mencegah infeksi pada tubuh dan melawan penyakit, seperti penyakit jantung, multiple schlerosis, flu dan beberapa jenis penyakit autoimun dan kanker. Vitamin D juga berfungsi untuk merangsang penyerapan kalsium dan fosfor yang dapat memperkuat tulang. Nah, cara mudah mencukupi asupan vitamin D, ya bermandikan paparan sinar matahari tadi.

Kini, di masa Covid-19, sinar matahari pun dipercaya sebagian orang menjadi salah satu cara ampuh untuk menghadapi virus ini. Apalagi kita ingat, banyak orang kini percaya bahwa virus ini bisa mati di suhu panas. Maka salah satu saran untuk orang yang sudah terkena, apalagi yang diketahui virusnya masih berada di tenggorokan, adalah minum air hangat atau agak panas sesering mungkin, dalam aneka rupa minuman. Bisa teh hangat, jahe hangat, kopi panas, dan lain lain.

Tak heranlah bila kemudian anda sering jumpai seseorang berjemur. Kebanyakan dari mereka percaya yang paling baik itu di jam 10 pagi. Pertanyaan menariknya, apa memang pukul 10 pagi itu adalah waktu yang paling baik? Secara aklamasi, para dokter dan peneliti kesehatan belum mencapai kata sepakat untuk hal ini.

Ada beberapa risiko yang terjadi bila berjemur secara berlebihan di waktu ini, yang bisa saja merugikan kesehatan kita. Apa saja risikonya? Sejauh yang kami amati dari pendapat dokter, bisa saja merusak kornea mata, mengalami katarak, kanker kulit hingga menderita yang namanya immune system suppression (system imun yang terpapar berlebihan). Yang terakhir ini tentunya merupakan hal yang menyedihkan, disaat kita saat ini perlu meningkatkan system imun untuk menghadapi ancaman virus covid-19. Jalan tengahnya adalah, walaupun berjemur jam 10 itu baik, lebih baik tidak berlebihan. Jangan terlalu lama berjemur. Berapa lama waktu yang ideal?

Dibawah ini ada grafik ilustrasi pembagian sinar matahari dari waktu ke waktu dan manfaatnya bagi manusia.

Grafik memperlihatkan bagaimana kemunculan sinar Ultraviolet. Ultraviolet A umumnya adalah cahaya matahari yang muncul pada pukul 05.30 pagi hingga 07.00 pagi. Sedangkan Ultraviolet B didapatkan saat sinar matahari naik, yakni antara pukul 10 pagi hingga 3 siang. Sinar ultraviolet A tidak dibutuhkan oleh manusia, bahkan seharusnya dihindari karena terpapar sinar matahari ini secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kulit keriput dan kanker kulit.

Menurut dr Siti Setiati seperti yang kami kutip dari cnnindonesia.com - sinar matahari terbaik adalah diatas pukul 9 pagi karena sebelum pukul 09.00 WIB sinar ini belum memiliki ultraviolet B, yang dibutuhkan untuk mengubah vitamin D3 menjadi vitamin D aktif,. Menurutnya, di atas jam 09.00 perlu waktu sekitar 15 menit. Pukul 11.00 sinar ultraviolet B sudah banyak, jadi cukup lima menit saja berjemur. Semakin siang, semakin sedikit waktu yang diperlukan dan lakukan tiga kali seminggu saja. Bagian tubuh yang perlu terpapar menurutnya adalah wajah dan tangan atau bagian punggung dan kaki. Dianjurkan pula untuk menggunakan kacamata hitam demi melindungi mata. Dia menyarankan jangan berlebihan mendapatkan sinar matahari karena bisa memicu kanker.

Perlu diketahui, ada 3 jenis ultraviolet (UV) pada sinar matahari yakni UVA (ultraviolet A), UVB dan UVC. Hanya UVA dan UVB yang masuk ke bumi, tetapi keduanya bisa saja punya efek negatif terhadap kulit. Namun jika kita tahu penggunaannya, akan berguna bagi tubuh. UVA dengan panjang gelombang panjang yang melebihi UVB, bisa menembus lapisan kulit dalam (dermis). Bahkan dikatakan punya kekuatan ratusan kali lebih kuat dari UVB hingga mampu menembus kaca. Sedangkan UVB hanya sampai di lapisan atas epidermis, jad jarang merusak kulit. Keduanya punya potensi merusak kulit, dan bila sudah merusak akan membuat kulit cepat keriput, bahkan bisa berisiko menyebabkan kanker kulit.

Perlu diingat, manusia butuh UVA dan UVB untuk membentuk vitamin D, tulang dan otot, dan meningkatkan sistem imun. Paparan sinar matahari yang didapatkan antara pukul 10.00-15.00 menurut banyak peneliti - dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah, jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan. Meski demikian, pada rentang jam tersebut, risiko kulit terbakar matahari pun dapat meningkat karena paparan sinar matahari cukup menyengat. Oleh karena itu, perlu membatasi waktu berjemur di bawah sinar matahari selama 10-20 menit saja.

Dari informasi diatas, jelaslah bagaimana berjemur jam 10 adalah tepat, asalkan jangan berlebihan. Ini merupakan cara alami yang bisa anda lakukan di rumah untuk kesehatan. Berjemur dengan benar, tentu akan menambah daya tahan tubuh, yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan tubuh terhadap serangan virus Covid19. Pola hidup yang sehat ini akan kian sempurna bila anda juga menjaga diri terhadap risiko kemungkinan terkena penyakit, yakni dengan memiliki asuransi kesehatan. Miliki asuransi Medi+ dari ACA. Cari informasi tentang asuransi ini dari www.aca.co.id. Mari ikut dalam program asuransi kesehatan Medi+ ini dengan menghubungi call center ACA di 021 31999100

Berjemur tentu akan kian nyaman dengan payung asuransi yang sudah anda miliki.

(Gt)





Berita sebelumnya

ACA Lawan Corona